Sabtu, 25 Oktober 2014

Tugas Ilmu Budaya Dasar (Makalah Individu kebudayaan batak toba diprovinsi Sumatera Utara)



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI



ILMU BUDAYA DASAR
Tugas Individu
KEBUDAYAAN BATAK TOBA DI PROVINSI SUMATERA UTARA




NAMA      : FACHRIYANTA SYAHPUTRA
KELAS     : 1EA32
NPM        : 13214721
DOSEN    : ARSI BINAWANTI, SPsi



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya itu penulis dapat menyelesaikan makalah “Kebudayaan Batak Toba di Provinsi Sumatera Utara” tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.

Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.

Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca pada umumnya.




 Latar Belakang Dan Tujuan

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubkan karena biarpun indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsa nya, tetapi kita dapat hidup rukun satu sama lain nya.

Namun, sungguh di sayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengetahui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di indonesia. Itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.

Medan (suku batak terutama batak toba) adalah salah satu suku di indonesia yang terletak dikepulauan Sumatera. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Medan (suku batak toba) juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan “berita utama” tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di eksplorasi adalah wilayah-wilayah tetangga nya, seperti Sumatera Barat (Padang) dan Sumatera Selatan (Palembang). Untuk itu, Kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah menarik, Yang berasal dari suku Batak Toba dan suku lain nya.

KEBUDAYAAN BATAK TOBA DI PROVINSI SUMATERA UTARA
v  SUKU BATAK TOBA
Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang wilayahnya meliputi Balige, Porsea, Parsoburan, Laguboti, Ajibata, Uluan, Borbor, Lumban Julu, dan sekitarnya. Silindung, Samosir, dan Humbang bukanlah Toba. Karena 4 (empat) sub atau bagian suku bangsa Batak (Silindung Samosir Humbang Toba) memiliki wilayah dan contoh marga yang berbeda. Sonak Malela yang mempunyai 3 (tiga) orang putera dan menurunkan 4 (empat) marga, yaitu: Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede, merupakan dan (nairasaon) yang terdiri dari sitorus,sirait,butar-butar,manurung ini merupakan beberapa marga dari batak toba.Marga atau nama keluarga adalah bagian nama yang merupakan pertanda dari keluarga mana ia berasal Orang Batak selalu memiliki nama marga/keluarga. Nama/marga ini diperoleh dari
garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus.
Dikatakan sebagai marga pada suku bangsa Batak Toba ialah marga-marga pada suku bangsa Batak yang berkampung halaman (marbona pasogit) di daerah Toba. Sonak Malela yang mempunyai 3 orang putera dan menurunkan 4 marga, yaitu: Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede, merupakan salah satu cotoh marga pada suku bangsa Batak Toba.
Sejarah Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada abad ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal.
Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil.
Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.

KEBUDAYAAN
Sumatera Utara yang kaya dengan budaya adat istiadat dan keindahan alamnya. Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang beragam antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumatera Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis yaitu :
Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu), legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner.
Batak Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya yang masih tradisional. Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Batak Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga sudah dapat menembus pasar global.
Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat musik yang khusus.
Dari semua etnis tersebut maka dapatlah dikatakan bahwa Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya dan etnis juga sejarah yang patut untuk diperhitungkan dan dijaga kelestariannya demi mengangkat martabat bangsa Indonesia di bidang Kebudayaan dan Pariwisata.
“Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa adat istiadat dari orang Sumatera Utara kasar-kasar”. Menurut saya banyak orang yang menganggap orang sumatera kasar-kasar dikarnakan dari tutur bahasa yang agak sedikit keras. Sebenernya bahasa tersebut sudah menjadi tradisi dari orang sumatera,karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan atau tradisi yg telah diturunkan dari generasi ke generasi. dan tidak akan bisa dirubah,karena kebiasaan itu sudah lahir dari jaman nenek moyang kita.

Seni dan budaya yang terdapat di Suku Batak :
Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Musik Batak sudah ada sejak jaman Toba Kuno di jaman dinasti Tuan Sorimangaraja (Pahompu-nya Si Raja Batak) Berawal dari musik Raja-raja. Bukan musik untuk Raja, tetapi musik yang dimainkan oleh Raja. Makanya mainnya boleh berdiri. Lain halnya dengan musik tradisi suku lain seperti Afrika, India, Jawa, dll, yang merupakan musik Rakyat, sehingga kebanyakan bermusiknya sambil duduk.
Musik Batak awalnya diciptakan untuk upacara ritual yang dipimpin pada Datu (dukun) pada masa itu untuk penghormatan leluhur, minta panen yang sukses kepada Mula Jadi Nabolon, dll. Kemudian Berkembang menjadi Musik ritual di Pesta Adat. Pemainnya dinamakan pargonsi (baca Pargosi atau Pargoci) Pargonsi mempunyai kedudukan yang sangat penting, ruma bagian atas. Karena yang memainkannya Raja. Jadi gak heran kalo Batak itu suku yang musikal karena dari jaman dulu Rajanya aja suka main musik ). Musik Batak untuk ritual ini adalah yang disebut Gondang Sabangunan yang terdiri dari 5 Ogung, 5 Gondang, Sarune Bolon lubang 5.
Namun para Rakyat juga ingin main musik, maka berkembanglah musik batak ini di kalangan rakyat dengan format Taganing, Garantung, Hasapi, Seruling dan Sarune Etek. Dengan alat-alat musik inilah tercipta banyak sekali lagu rakyat yang bernuansa pentatonis (Do Re Mi Fa Sol, kadang2 ada juga La) dan susunan nada (licks)-nya sangat khas tidak didapati di musik suku lain.

Tarian
Seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.


– Kerajinan
tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.

Falsafah dalam adat batak toba

Falasafah adat batak toba dikenal dengan Dalihan Na Tolu yang terdiri dari:
1.     Somba Marhula-hula 
2.     Manat Mardongan Tubu 
3.     Elek Marboru
  • Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hulahula (Somba marhula-hula).
  • Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking dekatnya kadang-kadang saling gesek. Namun, pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisa terpisah. Diumpamakan seperti air yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian kepada semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus bijaksana kepada saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.
  • Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai ‘parhobas’ atau pelayan, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat. Namun walaupun berfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.

Kultur atau Budaya dalam Batak Toba 

1.  Perkawinan
Proses perkawinan dalam adat kebudayaan Batak Toba menganut hukum eksogami (perkawinan di luar kelompok suku tertentu). Ini terlihat dalam kenyataan bahwa dalam masyarakat Batak Toba: orang tidak mengambil isteri dari kalangan kelompok marga sendiri (namariboto), perempuan meninggalkan kelompoknya dan pindah ke kelompok suami, dan bersifat patrilineal, dengan tujuan untuk melestarikan galur suami di dalam garis lelaki. Hak tanah, milik, nama, dan jabatan hanya dapat diwarisi oleh garis laki-laki.

Ada 2 (dua) ciri utama perkawinan ideal dalam masyarakat Batak-Toba, yakni 1) Berdasarkan rongkap ni tondi (jodoh) dari kedua mempelai.
2) Mengandaikan kedua mempelai memiliki rongkap ni gabe (kebahagiaan,          kesejahteraan), dan demikian mereka akan dikaruniai banyak anak.
Berdasarkan jenisnya ritus atau tata cara yang digunakan, perkawinan adat Bata Toba dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan:
A . Unjuk: ritus perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan semua prosedur adat Batak Dalihan Na Tolu. Inilah yang disebut sebagai tata upacara ritus perkawinan biasa (unjuk);
B . Mangadati: ritus perkawinan yang dilaksanakan tidak berdasarkan adat Batak Dalihan Na Tolu, sehingga pasangan yang bersangkutan mangalua atau kawin lari, tetapi ritusnya sendiri dilakukan sebelum pasangan tersebut memiliki anak; dan
C . Pasahat sulang-sulang ni pahoppu: ritus perkawinan yang dilakukan di luar adat Batak Dalihan Na Tolu, sehingga pasangan bersangkutan mangalua dan ritusnya diadakan setelah memiliki anak.

Tahapan Perkawinan Adat Batak Toba

Ini adalah tahapan dari perkawaninan adat batak toba:
A. Paranakkon Hata:
1. Paranakkon hata artinya menyampaikan pinangan oleh paranak (pihak laki-laki) kepada parboru (pihak perempuan);
2. Pihak perempuan langsung memberi jawaban kepada ‘suruhan’ pihak laki-laki pada hari itu juga.
3. Pihak yang disuruh paranak panakkok hata masing-masing satu orang dongan tubu, boru, dan dongan sahuta.
B. Marhusip
1. Marhusip artinya membicarakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh pihak paranak sesuai dengan ketentuan adat setempat (ruhut adat di huta i) dan sesuai dengan keinginan parboru (pihak perempuan);
2. Pada tahap ini tidak pernah dibicarakan maskawin (sinamot). Yang dibicarakan hanyalah hal-hal yang berhubungan dengan marhata sinamot dan ketentuan lainnya; dan
3. Pihak yang disuruh marhusip ialah masing-masing satu orang dongan-tubu, boru-tubu, dan dongan-sahuta.
C. Marhata Sinamot
1. Pihak yang ikut marhata sinamot adalah masing-masing 2-3 orang dari dongan-tubu, boru dan dongan-sahuta.
2. Mereka tidak membawa makanan apa-apa, kecuali makanan ringan dan minuman.
3. Yang dibicarakan hanya mengenai sinamot dan jambar sinamot.
D. Marpudun Saut
Dalam Marpudun saut sudah diputuskan: ketentuan yang pasti mengenai sinamot, ketentuan jambar sinamot kepada si jalo todoan, ketentuan sinamotkepada parjambar na gok, ketentuan sinamot kepada parjambar sinamot, parjuhut, jambar juhut, tempat upacara, tanggal upacara, ketentuan mengenai ulos yang akan digunakan, ketentuan mengenai ulos-ulos kepada pihak paranak, dan ketentuan tentang adat.
 Tahapannya sebagai berikut :
1. Marpudun saut artinya merealisasikan apa yang dikatakan dalam Paranak Hata, Marhusip, dan marhata sinamot; dan
2. Semua yang dibicarakan pada ketiga tingkat pembicaraan sebelumnya dipudun(disimpulkan, dirangkum) menjadi satu untuk selanjutnya disahkan oleh tua-tua adat. Itulah yang dimaksud dengan dipudun saut.
Setelah semua itu diputuskan dan disahkan oleh pihak paranak dan parboru, maka tahap selanjutnya adalah menyerahkan bohi ni sinamot (uang muka maskawin) kepada parboru sesuai dengan yang dibicarakan.setelah bohi ni sinamot sampai kepada parboru, barulah diadakan makan bersama dan padalan jambar (pembagian jambar). Dalam mardipudun saut tidak ada pembicaraan tawarmenawar sinamot, karena langsung diberitahukan kepada hadirin, kemudian parsinabung parboru mengambil alih pembicaraan. Pariban adalah pihak pertama yang diberi kesempatan untuk berbicara, disusul oleh simandokkon, pamarai, dan terkahir oleh Tulang. Setelah selesai pembicaraan dengan si jalo todoan maka keputusan parboru sudah selesai; selanjutnya keputusan itu disampaikan kepada paranak untuk melaksanakan penyerahan bohi ni sinamot dan bohi ni sijalo todoan. Sisanya akan diserahkan pada puncak acara, yakni pada saat upacara perkawinan nanti.).
E. Unjuk
Semua upacara perkawinan (ulaon unjuk) harus dilakukan di halaman pihak perempuan (alaman ni parboru), di mana pun upacara dilangsungkan. Berikut adalah tata geraknya:
1. Memanggil liat ni Tulang ni boru muli dilanjutkan dengan menentukan tempat duduk. Mengenai tempat duduk di dalam upacara perkawinan diuraikan dalam Dalihan Na Tolu.
2.  Mempersiapkan makanan.
3.  Paranak memberikan Na Margoar Ni Sipanganon dari parjuhut horbo.
4.  Parboru menyampaikan dengke (ikan, biasanya ikan mas).
5.  Doa makan.
6.  Membagikan Jambar.
7.   Marhata adat – yang terdiri dari : a) Tanggapan oleh parsinabung ni paranak. b) dilanjutkan oleh parsinabung ni parboru. c) Tanggapan parsinabung ni paranak.            d) tanggapan parsinabung ni parboru.
8.   Pasahat sinamot dan todoan.
9.   Mangulosi.


ANALISIS S.W.O.T
1.     Strength (Kekuatan)
·         Yang saya ambil dari makalah ini adalah kebudayaan suku batak (terutama batak Toba), karena menurut saya kebudayaan didaerah batak cukup menarik dan terkenal karena kebudayaan dan seni tari, musik maupun ciri khas perkawinan nya yang sangat kental dan mempunyai makna yang cukup menarik untuk dibahas. Contoh banyak nya kebudayaan suku batak yang terdiri dari suku Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, dan Batak Pakpak dairi.

2.     Weaknes (Kelemahan)
·         Masyarakat Indonesia terutama kaum muda sekarang banyak yang sudah meninggalkan adat istiadat dari nenek moyang mereka terdahulu (khususnya suku batak). Dan kebanyakan dari mereka (diluar suku batak) berpendapat bahwa suku batak terkenal dengan berbicara nya yang keras-keras dengan suara lantang.

3.     Oppurtunities (Kesempatan/peluang)
·         Dengan mempunyai kebudayaan atau suku batak toba dengan ciri khas tersendirinya, kita bisa memperkenalkan budaya asli indonesia kekancah dunia yaitu budaya asli suku batak toba.

4.     Threads (Ancaman)
·         Banyak orang yang tidak suka dengan orang batak karena ciri khas ketika berbicara keras-keras.
·         Berkurangnya Orang-orang atau suku batak yang menjauhi budaya asli dari nenek moyang mereka karena saat ini dunia semakin maju.



Daftar Pustaka
http://putrisr.wordpress.com/2012/10/14/kebudayaan-batak-toba/





Kesimpulan Dan Saran
“Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa adat istiadat dari orang Sumatera Utara kasar-kasar”. Menurut saya banyak orang yang menganggap orang sumatera kasar-kasar dikarnakan dari tutur bahasa yang agak sedikit keras. Sebenarnya bahasa tersebut sudah menjadi tradisi dari orang sumatera,karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan atau tradisi yg telah diturunkan dari generasi ke generasi. dan tidak akan bisa dirubah,karena kebiasaan itu sudah lahir dari jaman nenek moyang kita.
Jadi marilah kita cintai kebudayaan dan berbagai macam suku suku di negara kita ini karena Indonesia mempunyai banyak sekali kepulauan yang tak ada habisnya. Batak toba salah satu nya yang sudah kita kenal dan kita simak sebagaimana makalah diatas, dan semoga kita menghargai dan tidak akan lupa dengan leluhur atau nenek moyang kita yang telah menciptakan budaya-budaya tersebut. Semoga apa yang saya sampaikan dalam makalah ini bisa jadi bermanfaat buat kita semua. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar