UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
ILMU
BUDAYA DASAR
Tugas
Individu
KEBUDAYAAN BATAK TOBA DI
PROVINSI SUMATERA UTARA
NAMA : FACHRIYANTA SYAHPUTRA
KELAS : 1EA32
NPM : 13214721
DOSEN : ARSI BINAWANTI, SPsi
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya itu penulis dapat menyelesaikan makalah “Kebudayaan Batak Toba di Provinsi Sumatera Utara” tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca pada umumnya.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya itu penulis dapat menyelesaikan makalah “Kebudayaan Batak Toba di Provinsi Sumatera Utara” tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca pada umumnya.
Latar Belakang Dan Tujuan
Indonesia
adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang
di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan
dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubkan
karena biarpun indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsa nya,
tetapi kita dapat hidup rukun satu sama lain nya.
Namun,
sungguh di sayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengetahui
tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya
mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada
di indonesia. Itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil
contoh dari suku yang itu-itu saja.
Medan
(suku batak terutama batak toba) adalah salah satu suku di indonesia yang
terletak dikepulauan Sumatera. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Medan (suku
batak toba) juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan “berita
utama” tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di eksplorasi adalah
wilayah-wilayah tetangga nya, seperti Sumatera Barat (Padang) dan Sumatera
Selatan (Palembang). Untuk itu, Kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak
kalah menarik, Yang berasal dari suku Batak Toba dan suku lain nya.
KEBUDAYAAN BATAK TOBA DI
PROVINSI SUMATERA UTARA
v SUKU
BATAK TOBA
Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa
Batak yang wilayahnya meliputi Balige, Porsea, Parsoburan, Laguboti, Ajibata,
Uluan, Borbor, Lumban Julu, dan sekitarnya. Silindung, Samosir, dan Humbang
bukanlah Toba. Karena 4 (empat) sub atau bagian suku bangsa Batak (Silindung
Samosir Humbang Toba) memiliki wilayah dan contoh marga yang berbeda. Sonak
Malela yang mempunyai 3 (tiga) orang putera dan menurunkan 4 (empat) marga,
yaitu: Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede, merupakan dan
(nairasaon) yang terdiri dari sitorus,sirait,butar-butar,manurung ini merupakan
beberapa marga dari batak toba.Marga atau nama keluarga adalah bagian nama yang
merupakan pertanda dari keluarga mana ia berasal Orang Batak selalu memiliki
nama marga/keluarga. Nama/marga ini diperoleh dari
garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus.
garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus.
Dikatakan sebagai marga pada suku bangsa Batak Toba
ialah marga-marga pada suku bangsa Batak yang berkampung halaman (marbona
pasogit) di daerah Toba. Sonak Malela yang mempunyai 3 orang putera dan
menurunkan 4 marga, yaitu: Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede,
merupakan salah satu cotoh marga pada suku bangsa Batak Toba.
Sejarah Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia
namun tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di
Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa
orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah
Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda
(Neolitikum). Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman Batu
Muda) yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang
Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada abad ke-6,
pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di pesisir
barat Sumatera Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh
petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi
sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad
ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya
pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera. Pada masa-masa berikutnya,
perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang
mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni
mereka terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal.
Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari
berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi
keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatra. Penelitian penting tentang
tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan sastra lisan dan
transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting.
Menurut Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di
Minangkabau. Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat
Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari
Bahasa Tamil.
Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai
barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang
datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.
KEBUDAYAAN
Sumatera Utara yang kaya dengan budaya adat istiadat
dan keindahan alamnya. Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau
etnis yang beragam antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak
Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan
etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai
dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga
memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung
dalam pasar pariwisata di Sumatera Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya
di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat
karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang
baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang
memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat
memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis yaitu :
Batak
Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata
megalitik (kubur batu), legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai
tinggi dan kuliner.
Batak
Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam
yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah
menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya yang masih tradisional.
Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana
Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki
nilai sejarah yang tinggi.
Batak
Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam,
mulai dari tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak
sidempuan) yang juga sudah dapat menembus pasar global.
Batak
Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik
berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan
tari daerah juga alat musik yang khusus.
Dari semua etnis tersebut maka dapatlah dikatakan
bahwa Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya dan etnis juga sejarah yang patut
untuk diperhitungkan dan dijaga kelestariannya demi mengangkat martabat bangsa
Indonesia di bidang Kebudayaan dan Pariwisata.
“Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa
adat istiadat dari orang Sumatera Utara kasar-kasar”. Menurut saya banyak orang
yang menganggap orang sumatera kasar-kasar dikarnakan dari tutur bahasa yang
agak sedikit keras. Sebenernya bahasa tersebut sudah menjadi tradisi dari orang
sumatera,karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan atau tradisi yg telah
diturunkan dari generasi ke generasi. dan tidak akan bisa dirubah,karena
kebiasaan itu sudah lahir dari jaman nenek moyang kita.
Seni dan budaya yang terdapat di Suku Batak :
– Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan
upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya.
Musik Batak sudah ada sejak jaman Toba Kuno di jaman dinasti Tuan Sorimangaraja
(Pahompu-nya Si Raja Batak) Berawal dari musik Raja-raja. Bukan musik untuk
Raja, tetapi musik yang dimainkan oleh Raja. Makanya mainnya boleh berdiri.
Lain halnya dengan musik tradisi suku lain seperti Afrika, India, Jawa, dll,
yang merupakan musik Rakyat, sehingga kebanyakan bermusiknya sambil duduk.
Musik Batak awalnya diciptakan untuk upacara ritual yang dipimpin pada Datu (dukun) pada masa itu untuk penghormatan leluhur, minta panen yang sukses kepada Mula Jadi Nabolon, dll. Kemudian Berkembang menjadi Musik ritual di Pesta Adat. Pemainnya dinamakan pargonsi (baca Pargosi atau Pargoci) Pargonsi mempunyai kedudukan yang sangat penting, ruma bagian atas. Karena yang memainkannya Raja. Jadi gak heran kalo Batak itu suku yang musikal karena dari jaman dulu Rajanya aja suka main musik ). Musik Batak untuk ritual ini adalah yang disebut Gondang Sabangunan yang terdiri dari 5 Ogung, 5 Gondang, Sarune Bolon lubang 5.
Namun para Rakyat juga ingin main musik, maka berkembanglah musik batak ini di kalangan rakyat dengan format Taganing, Garantung, Hasapi, Seruling dan Sarune Etek. Dengan alat-alat musik inilah tercipta banyak sekali lagu rakyat yang bernuansa pentatonis (Do Re Mi Fa Sol, kadang2 ada juga La) dan susunan nada (licks)-nya sangat khas tidak didapati di musik suku lain.
Musik Batak awalnya diciptakan untuk upacara ritual yang dipimpin pada Datu (dukun) pada masa itu untuk penghormatan leluhur, minta panen yang sukses kepada Mula Jadi Nabolon, dll. Kemudian Berkembang menjadi Musik ritual di Pesta Adat. Pemainnya dinamakan pargonsi (baca Pargosi atau Pargoci) Pargonsi mempunyai kedudukan yang sangat penting, ruma bagian atas. Karena yang memainkannya Raja. Jadi gak heran kalo Batak itu suku yang musikal karena dari jaman dulu Rajanya aja suka main musik ). Musik Batak untuk ritual ini adalah yang disebut Gondang Sabangunan yang terdiri dari 5 Ogung, 5 Gondang, Sarune Bolon lubang 5.
Namun para Rakyat juga ingin main musik, maka berkembanglah musik batak ini di kalangan rakyat dengan format Taganing, Garantung, Hasapi, Seruling dan Sarune Etek. Dengan alat-alat musik inilah tercipta banyak sekali lagu rakyat yang bernuansa pentatonis (Do Re Mi Fa Sol, kadang2 ada juga La) dan susunan nada (licks)-nya sangat khas tidak didapati di musik suku lain.
– Tarian
Seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada
yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja
yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang merupakan bagian dari
upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis
tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil
mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
–
Kerajinan
tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari
suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos
merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan,
kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang
kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang
mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi
kehidupan.
Falsafah dalam adat batak toba
Falasafah adat batak toba dikenal dengan Dalihan Na Tolu yang terdiri dari:1. Somba Marhula-hula
2. Manat Mardongan Tubu
3. Elek Marboru
- Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hulahula (Somba marhula-hula).
- Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking dekatnya kadang-kadang saling gesek. Namun, pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisa terpisah. Diumpamakan seperti air yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian kepada semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus bijaksana kepada saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.
- Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai ‘parhobas’ atau pelayan, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat. Namun walaupun berfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.
Kultur atau Budaya dalam Batak Toba
1. PerkawinanProses perkawinan dalam adat kebudayaan Batak Toba menganut hukum eksogami (perkawinan di luar kelompok suku tertentu). Ini terlihat dalam kenyataan bahwa dalam masyarakat Batak Toba: orang tidak mengambil isteri dari kalangan kelompok marga sendiri (namariboto), perempuan meninggalkan kelompoknya dan pindah ke kelompok suami, dan bersifat patrilineal, dengan tujuan untuk melestarikan galur suami di dalam garis lelaki. Hak tanah, milik, nama, dan jabatan hanya dapat diwarisi oleh garis laki-laki.
Ada 2 (dua) ciri utama perkawinan ideal dalam masyarakat Batak-Toba, yakni 1) Berdasarkan rongkap ni tondi (jodoh) dari kedua mempelai.
2) Mengandaikan kedua mempelai memiliki rongkap ni gabe (kebahagiaan, kesejahteraan), dan demikian mereka akan dikaruniai banyak anak.
Berdasarkan jenisnya ritus atau tata cara yang digunakan, perkawinan adat Bata Toba dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan:
A . Unjuk: ritus perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan semua prosedur adat Batak Dalihan Na Tolu. Inilah yang disebut sebagai tata upacara ritus perkawinan biasa (unjuk);
B . Mangadati: ritus perkawinan yang dilaksanakan tidak berdasarkan adat Batak Dalihan Na Tolu, sehingga pasangan yang bersangkutan mangalua atau kawin lari, tetapi ritusnya sendiri dilakukan sebelum pasangan tersebut memiliki anak; dan
C . Pasahat sulang-sulang ni pahoppu: ritus perkawinan yang dilakukan di luar adat Batak Dalihan Na Tolu, sehingga pasangan bersangkutan mangalua dan ritusnya diadakan setelah memiliki anak.
Tahapan Perkawinan Adat Batak Toba
Ini adalah tahapan dari perkawaninan adat batak toba:A. Paranakkon Hata:
1. Paranakkon hata artinya menyampaikan pinangan oleh paranak (pihak laki-laki) kepada parboru (pihak perempuan);
2. Pihak perempuan langsung memberi jawaban kepada ‘suruhan’ pihak laki-laki pada hari itu juga.
3. Pihak yang disuruh paranak panakkok hata masing-masing satu orang dongan tubu, boru, dan dongan sahuta.
B. Marhusip
1. Marhusip artinya membicarakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh pihak paranak sesuai dengan ketentuan adat setempat (ruhut adat di huta i) dan sesuai dengan keinginan parboru (pihak perempuan);
2. Pada tahap ini tidak pernah dibicarakan maskawin (sinamot). Yang dibicarakan hanyalah hal-hal yang berhubungan dengan marhata sinamot dan ketentuan lainnya; dan
3. Pihak yang disuruh marhusip ialah masing-masing satu orang dongan-tubu, boru-tubu, dan dongan-sahuta.
C. Marhata Sinamot
1. Pihak yang ikut marhata sinamot adalah masing-masing 2-3 orang dari dongan-tubu, boru dan dongan-sahuta.
2. Mereka tidak membawa makanan apa-apa, kecuali makanan ringan dan minuman.
3. Yang dibicarakan hanya mengenai sinamot dan jambar sinamot.
D. Marpudun Saut
Dalam Marpudun saut sudah diputuskan: ketentuan yang pasti mengenai sinamot, ketentuan jambar sinamot kepada si jalo todoan, ketentuan sinamotkepada parjambar na gok, ketentuan sinamot kepada parjambar sinamot, parjuhut, jambar juhut, tempat upacara, tanggal upacara, ketentuan mengenai ulos yang akan digunakan, ketentuan mengenai ulos-ulos kepada pihak paranak, dan ketentuan tentang adat.
Tahapannya sebagai berikut :
1. Marpudun saut artinya merealisasikan apa yang dikatakan dalam Paranak Hata, Marhusip, dan marhata sinamot; dan
2. Semua yang dibicarakan pada ketiga tingkat pembicaraan sebelumnya dipudun(disimpulkan, dirangkum) menjadi satu untuk selanjutnya disahkan oleh tua-tua adat. Itulah yang dimaksud dengan dipudun saut.
Setelah semua itu diputuskan dan disahkan oleh pihak paranak dan parboru, maka tahap selanjutnya adalah menyerahkan bohi ni sinamot (uang muka maskawin) kepada parboru sesuai dengan yang dibicarakan.setelah bohi ni sinamot sampai kepada parboru, barulah diadakan makan bersama dan padalan jambar (pembagian jambar). Dalam mardipudun saut tidak ada pembicaraan tawarmenawar sinamot, karena langsung diberitahukan kepada hadirin, kemudian parsinabung parboru mengambil alih pembicaraan. Pariban adalah pihak pertama yang diberi kesempatan untuk berbicara, disusul oleh simandokkon, pamarai, dan terkahir oleh Tulang. Setelah selesai pembicaraan dengan si jalo todoan maka keputusan parboru sudah selesai; selanjutnya keputusan itu disampaikan kepada paranak untuk melaksanakan penyerahan bohi ni sinamot dan bohi ni sijalo todoan. Sisanya akan diserahkan pada puncak acara, yakni pada saat upacara perkawinan nanti.).
E. Unjuk
Semua upacara perkawinan (ulaon unjuk) harus dilakukan di halaman pihak perempuan (alaman ni parboru), di mana pun upacara dilangsungkan. Berikut adalah tata geraknya:
1. Memanggil liat ni Tulang ni boru muli dilanjutkan dengan menentukan tempat duduk. Mengenai tempat duduk di dalam upacara perkawinan diuraikan dalam Dalihan Na Tolu.
2. Mempersiapkan makanan.
3. Paranak memberikan Na Margoar Ni Sipanganon dari parjuhut horbo.
4. Parboru menyampaikan dengke (ikan, biasanya ikan mas).
5. Doa makan.
6. Membagikan Jambar.
7. Marhata adat – yang terdiri dari : a) Tanggapan oleh parsinabung ni paranak. b) dilanjutkan oleh parsinabung ni parboru. c) Tanggapan parsinabung ni paranak. d) tanggapan parsinabung ni parboru.
8. Pasahat sinamot dan todoan.
9. Mangulosi.
ANALISIS S.W.O.T
1. Strength
(Kekuatan)
·
Yang saya ambil dari makalah ini adalah kebudayaan suku batak (terutama
batak Toba), karena menurut saya kebudayaan didaerah batak cukup menarik dan
terkenal karena kebudayaan dan seni tari, musik maupun ciri khas perkawinan nya
yang sangat kental dan mempunyai makna yang cukup menarik untuk dibahas. Contoh
banyak nya kebudayaan suku batak yang terdiri dari suku Batak Toba, Batak Karo,
Batak Angkola, dan Batak Pakpak dairi.
2. Weaknes
(Kelemahan)
·
Masyarakat Indonesia terutama kaum muda sekarang banyak yang sudah
meninggalkan adat istiadat dari nenek moyang mereka terdahulu (khususnya suku batak).
Dan kebanyakan dari mereka (diluar suku batak) berpendapat bahwa suku batak
terkenal dengan berbicara nya yang keras-keras dengan suara lantang.
3. Oppurtunities
(Kesempatan/peluang)
·
Dengan mempunyai kebudayaan atau suku batak toba dengan ciri khas tersendirinya,
kita bisa memperkenalkan budaya asli indonesia kekancah dunia yaitu budaya asli
suku batak toba.
4. Threads (Ancaman)
·
Banyak orang yang tidak suka dengan orang batak karena ciri khas ketika
berbicara keras-keras.
·
Berkurangnya Orang-orang atau suku batak yang menjauhi budaya asli dari
nenek moyang mereka karena saat ini dunia semakin maju.
Daftar Pustaka
http://putrisr.wordpress.com/2012/10/14/kebudayaan-batak-toba/
Kesimpulan Dan Saran
“Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa
adat istiadat dari orang Sumatera Utara kasar-kasar”. Menurut saya banyak orang
yang menganggap orang sumatera kasar-kasar dikarnakan dari tutur bahasa yang
agak sedikit keras. Sebenarnya bahasa tersebut sudah menjadi tradisi dari orang
sumatera,karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan atau tradisi yg telah
diturunkan dari generasi ke generasi. dan tidak akan bisa dirubah,karena
kebiasaan itu sudah lahir dari jaman nenek moyang kita.
Jadi marilah kita cintai kebudayaan dan berbagai macam
suku suku di negara kita ini karena Indonesia mempunyai banyak sekali kepulauan
yang tak ada habisnya. Batak toba salah satu nya yang sudah kita kenal dan kita
simak sebagaimana makalah diatas, dan semoga kita menghargai dan tidak akan
lupa dengan leluhur atau nenek moyang kita yang telah menciptakan budaya-budaya
tersebut. Semoga apa yang saya sampaikan dalam makalah ini bisa jadi bermanfaat
buat kita semua. Amin.